Setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriyah diperingati sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Banyak umat Muslim yang memperingatinya sebagai wujud rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW. Di Jawa Tengah sendiri ada berbagai tradisi Maulid Nabi yang masih lestari hingga saat ini. Apa saja? Yuk kita bahas!
1. Grebek Maulid
Dikenal dengan Sekaten yang digelar sejak abad ke-14 ini oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, diawali dengan arak-arakan empat gunungan sepasang dari Kori Kamadungan Keraton Surakarta sampai ke Masjid Agung.
Gunungan yang disebut dengan gunungan jaler dan estri ini melambangkan laki-laki dan perempuan yang menghasilkan keturunan.
Bagian yang paling seru dari momen tersebut adalah perebutan gunungan yang terbuat dari berbagai hasil bumi oleh masyarakat yang biasanya datang dari berbagai daerah.
2. Tradisi Yaa Qowiyyu
Di Klaten, Yaa Qowiyyu merupakan tradisi peninggalan Ki Ageng Gribig yang telah berlangsung sejak zaman Mataram Islam.
Ki Ageng Gribig yang kala itu menyebarkan agama Islam di Desa Jatinom, membagikan kue apem di samping tanah dan air zam-zam sebagai oleh-oleh sepulang dari Makkah.
Semakin banyaknya masyarakat yang bersambang ke kediaman Ki Ageng Gribig untuk mendengarkan kisahnya di Makkah, hal itu membuatnya memerintahkan keluarganya untuk membuat kue apem lebih banyak. Inilah cikal bakal tradisi Maulid Nabi di Klaten yang ditandai dengan pembagian kue apem dalam jumlah besar.
3. Ampyang Maulid
Merupakan tradisi masyarakat Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Yang khas dari tradisi ini merupakan nasi kepal yang dibungkus dengan daun jati yang disusun menjadi gunungan.
Dalam gunungan ada pula buah-buahan dan sayur hasil bumi masyarakat. Gunungan ini kemudian akan diarak dan didoakan oleh tokoh agama setempat sebelum dibagikan pada masyarakat.
Ampyang merupakan kerupuk yang berbentuk bulat, namun dalam konteks tradisi ini, Ampyang Maulid merujuk pada makanan yang ditata sedemikian rupa yang ditujukan untuk memperingati Maulid Nabi.
4. Weh-wehan
Tradisi Weh-wehan atau saling menukar makanan antar tetangga ini merupakan tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Tradisi ini telah ada sejak ratusan tahun lalu yang diawali oleh Kyai Haji Asy’ari di Kaliwungu yang memberi makanan masyarakat kampung pesantren sebagai wujud syukur dan bahagia atas peringatan Maulid Nabi. Tradisi ini semakin meluas sehingga umum dilakukan oleh masyarakat Kendal.
Selamat memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW 1445 H
28 September 2023
Editorial & Design : Brandcomm (LND)