Tahukah kamu? Tradisi Apitan yang dilakukan masyarakat Semarang menyambut Hari Raya Idul Adha.
Masyarakat Semarang dan sejumlah Kawasan pantai utara (pantura) Jawa Tengah seperti Grobogan dan Demak memiliki tradisi turun temurun yaitu Apitan atau sedekah bumi. Berasal dari nama bulan Apit dalam kalender Jawa. Bulan Apit jatuh setelah bulan Syawal dan sebelum bulan Dzulhijah (bulan haji). Apit juga berarti diapit karena berada di antara Idul Fitri dan Idul Adha. Tradisi Apitan ini berawal dari penyebaran agama Islam dengan media wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Dalam pagelarannya diselipkan pesan-pesan tentang ke-Islaman yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam.
Pada perkembangannya, tradisi ini biasa diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani dan ternak berbentuk gunungan, nantinya akan diarak, diambil secara berebutan oleh masyarakat setempat dan juga disuguhkan hiburan dari kearifan lokal.
Tradisi Apitan dan Idul Adha sama-sama memiliki makna religius yang mendalam yakni unsur ketaqwaan, aspek sosial (hubungan antar manusia) dan peningkatan kualitas diri.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1444 H
Editorial & Design : Brandcomm (LND)